Ujian Praktek Pemanduan Wisata: Jakarta City Tour - 08 Juni 2013 -- Posted by Christin X UPW

16/06/2013 22:40

Jakarta City Tour

8 Juni 2013

 Kegiatan praktek pemanduan wisata (tour guiding) SMK Baranangsiang Bogor jurusan Usaha Perjalanan Wisata (UPW) yang kedua kalinya adalah Jakarta City Tour (JakCiT), yang dilaksanakan pada tanggal 8 Juni 2013.  Kegiatan ini bertujuan untuk menguji kemampuan setiap siswa di jurusan UPW khususnya dalam pemanduan wisata. Selain menguji, penguji juga memberikan arahan mengenai etika pemandu wisata (tour guide), cara yang tepat saat memandu wisatawan dalam memberikan informasi daerah tujuan wisata setempat. Objek wisata Jakarta City Tour yang akan dikunjungi adalah: Museum Nasional, Museum Fatahillah, Pelabuhan Sunda Kelapa.

Kegiatan praktek pemanduan wisata ini para siswa di dampingi oleh Bapak Raphael, guru produktif Usaha Perjalanan Wisata (UPW), Bapak Iman selaku kepala Kompetensi kejuruan Usaha Perjalanan Wisata, dan Bapak As. Herlambang selaku penguji (Assessor).

Seluruh siswa siswi UPW harus berkumpul di sekolah pukul 06:30. Sesampainya di sekolah para siswi berkumpul di toilet untuk merapikan penampilan dengan merias diri. Selanjutnya memeriksa kelengkapan bus, demi kenyamanan dan keselamatan perjalanan kami. Bus ini dikemudikan oleh (driver) Bapak Ahmad dan pendamping pengemudi (co-driver) adalah Bapak Samsudin.

Kali ini apel pagi terpisah dari siswa-siswi yang lain, para siswa-siswi UPW berkumpul di depan sekolah SMK Baranangsiang pada pukul 07:00, dengan diawali doa pagi oleh siswi Erren, selanjutnya pemeriksaan penampilan, kelengkapan seragam dan sepatu, kemudian ditutup dengan brief singkat dari Penguji.

Di perjalanan kami melewati tol jagorawi dan tol dalam kota untuk menuju Jakarta. Perjalanan kami diawali dengan informasi program wisata yang dibawakan oleh siswi Yolanda. Selanjutnya, Pak As menceritakan secara singkat sejarah kota Jakarta.

Jakarta mengawali sejarahnya sebagai kota pelabuhan kecil yang bernama Sunda Kelapa pada zaman kerajaan Hindu Pajajaran. Mereka datang datang dari Malaka pada tahun 1522 sebagai utusan Gubernur Malaka, untuk mendirikan benteng didekat muara sungai Ciliwung. Tahun 1527 orang-orang Portugis itu kembali dengan membawa sebuah armada kecil tanpa mengetahui bahwa Sunda Kelapa telah jatuh ke tangan Fatahillah. Lalu terjadilah pertempuran yang dimenangkan oleh Fatahillah, nama baru bagi Sunda Kelapa adalah Jayakarta yang artinya “kemenangan yang sempurna". Peristiwa itu terjadi pada tanggal 22 Juni 1527, yang akhirnya dijadikan sebagai hari jadi kota Jakarta.

Setelah sekitar 1 jam perjalanan, kami tiba di Pelabuhan Sunda Kelapa. Pertama-tama tempat yang kami kunjungi adalah Tourist Information Center. Di kantor itu terdapat lukisan Presiden Republik Indonesia, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, becak tua, sepasang ondel-ondel, dan peta yang membentang luas yang menjelaskan objek-objek wisata yang ada di daerah Jakarta Utara. Setelah kurang lebih 15 menit mengunjungi kantor pusat informasi wisatawan, kami melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki ke pelabuhan dimana terlihat kapal tradisional Phinisi dengan aktifitas masyarakat pelabuhan.

Sunda kelapa merupakan juga nama dari Jakarta sebelum tahun 1527. Sunda Kelapa adalah nama sebuah pelabuhan dan tempat sekitarnya di Jakarta, Indonesia. Pelabuhan ini terletak di kelurahan Penjaringan, kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.  Setelah bala tentara Dai Nippon keluar pada tahun 1945, nama ini tetap dipakai oleh Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia. Kemudian pada masa Orde Baru, nama Sunda Kelapa dipakai kembali. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No.D.IV a.4/3/74 tanggal 6 Maret 1974, nama Sunda Kelapa dipakai lagi secara resmi sebagai nama pelabuhan. Pelabuhan ini juga biasa disebut Pasar Ikan karena di situ terdapat pasar ikan yang besar.

Cuaca di pelabuhan sunda kelapa sangat panas, terik matahari yang membuat kami semua berkeringat. Di setiap kesempatan kami berfoto-foto bersama. Dan saat ada seorang turis bule yang sedang berkunjung di pelabuhan sunda kelapa pun, tak terlewatkan untuk kami ajak foto bersama kami. Sungguh pengalaman yang baru pernah kami lakukan. Bagian pemanduan wisata di Pelabuhan Sunda Kelapa sudah selesai. Saatnya kami mengunjungi destinasi berikutnya, yaitu Museum Fatahillah.

Setelah beberapa saat kami melakukan perjalanan, tibalah kami di Museum Fatahillah Jakarta. Museum Fatahillah yang juga dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta atau Museum Batavia adalah sebuah museum yang terletak di Jalan Taman Fatahillah No. 1, Jakarta Barat dengan luas lebih dari 1.300 meter persegi. Gedung ini dahulu adalah sebuah Balai Kota (bahasa Belanda: Staadhuis) yang dibangun pada tahun 1707-1710 atas perintah Gubernur Jendral Johan van Hoorn. Bangunan itu menyerupai Istana Dam di Amsterdam, terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara.

Pada tanggal 30 Maret 1974, gedung ini kemudian diresmikan sebagai Museum Fatahillah. Pada saat kami berkunjung di museum Fatahillah, di taman belakang bangunan terdapat penjual aneka makanan khas jakarta, seperti kerak telor. Saat istirahat melepas lelah, teman-teman ada yang mencicipi makanan tersebut. Setelah selesai mengunjungi museum Fatahillah, waktu menunjukan pukul 12.35 . Kami pun beristirahat makan siang. Kami mencari tempat makan yang mudah terjangkau dan nyaman. Ada beberapa siswa-siswi yang turun bus, serta guru pembimbing dan pendamping yang memilih untuk makan siang di resto setempat. Sementara sebagian dari siswa-siswi memilih untuk makan siang di dalam bus, karna beberapa dari mereka membawa bekal makanan sendiri dari rumah.

Jam makan siang pun telah selesai, perut kenyang dan pikiran pun kembali segar. Kami melanjutkan perjalanan ke Museum Nasional. Kami tiba di Museum Nasional pada pukul 01.30. Museum ini lahir tahun 1778, tepatnya tanggal 24 April, pada saat pembentukan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen. J.C.M. Radermacher, ketua perkumpulan, menyumbang sebuah gedung yang bertempat di Jalan Kalibesar beserta dengan koleksi buku dan benda-benda budaya yang nanti menjadi dasar untuk pendirian museum.Museum Gajah banyak mengoleksi benda-benda kuno dari seluruh Nusantara. Antara lain yang termasuk koleksi adalah arca-arca kuno, prasasti, benda-benda kuno lainnya dan barang-barang kerajinan. Koleksi-koleksi tersebut dikategorisasikan ke dalam etnografi, perunggu, prasejarah, keramik, tekstil, numismatik, relik sejarah, dan benda berharga. Yang paling menarik di museum nasional adalah Arca Adityawarman sebagai Bhairawa, salah satu kekayaan koleksi masa Hindu-Buddha.

Setelah kami melihat-lihat koleksi museum serta melakukan observasi.  Tiba-tiba hujan besar turun, sehingga kami tetap berada di dalam gedung museum hingga hujan berhenti. Waktu luang kamu pakai untuk foto-foto bersama. Ada juga beberapa teman kami yang belum uji kemampuan pemanduan wisata karna kendala hujan akhirnya memakai waktu luang tersebut untuk ujian di area lobi gedung Museum Nasional.

Pada akhirnya hujan pun berhenti. Kami sebenarnya masih memiliki rencana tujuan berikutnya yaitu mall Grand Indonesia, hanya untuk sekedar bersantai sejenak dan melepas lelah. Namun, karna beberapa pendapat serta usul,dan kondisi kami yang sudah sangat lelah. Akhirnya kami memutuskan untuk langsung kembalik ke Bogor pada pukul 16.00. Ada dua teman kami yang memisahkan diri dari rombongan tidak kembali ke Bogor karena mereka dijemput oleh keluarga di Jakarta.

Cuaca mendung yang menyelimuti langit membuat cuaca semakin dingin. Akan tetapi, suasana kembali ceria karna kami semua menanyikan lagu khas Jakarta yaitu ondel-ondel yang dipimpin oleh siswi Anis. Dengan suka cita dan senang hati kami bernanyi bersama. Dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Mars Bogor, dan lagu Mars SMK Baranangsiang. Semakin menambah rasa gembira kami semua di bus dalam kemacetan perjalanan kembali ke Bogor. Warna langit pun semakin gelap, ditambah dengan lelahnya kami setelah uji kemampuan pemanduan wisata sehingga tak sedikit di antara kami tertidur di bus saat menikmati alunan lagu-lagu nostalgia yang diputarkan oleh bapak supir bus.

Akhirnya kami tiba di Bogor dengan selamat dan tidak kekurangan sesuatu apa pun. Kami mengecek kembali semua barang bawaan kami, serta kebersihan di dalam bus. Setelah semua sudah beres, bersih dan rapi, kami tiba kembali di sekolah tercinta kami SMK Baranangsiang. Dengan rasa syukur,senang dan bahagia,kami semua telah menuntaskan Jakarta City Tour dengan lancar dan berjalan dengan baik sekalipun turun hujan di sore hari.

Kami berpisah satu dengan yang lainnya,mengucapkan salam perpisahan diiringi oleh rintik hujan yang terus turun membasahi kami. Saya pun pulang bersama teman yang lain. Sungguh City tour kali ini penuh dengan canda dan tawa yang tak akan kami lupakan.  Berfoto-foto yang akan selalu menjadi kenangan manis kami. Perjuangan kami semua terbayar bahagia dengan hasil yang kami dapat.

Terimakasih Pak As Herlambang atas bimbinganmu dalam melatih kami menjadi pramuwisata yang profesional. Memberikan kami informasi yang belum pernah kami ketahui sebelumnya. Karna tidak hanya ujian praktek, pada kesempatan ini pun kami mendapatkan pembelajaran dan pelatihan yang sangat bermanfaat.  Kami pun sangat berterimakasih pada Pak Raphael sebagai guru pembimbing kami yang dengan sabar membimbing, memberikan pengarahan, serta menjadi juru foto di sepanjang perjalanan. Terimakasih juga kami haturkan pada Pak Iman selaku kepala kompetensi kejuruanUsaha Perjalanan Wisata, yang ikut membimbing kami selama perjalanan, dan menciptakan canda tawa di perjalanan kami. Terimakasih teman-teman X-UPW yang mampu menciptakan suasana ceria bersama dalam Jakarta City Tour kali ini.

Senyuman manis mengantarkan kami ke rumah kami masing-masing dengan selamat.

 

Christin

Journalist X-UPW First Generation